Bagi Depan Mesjid Tuha
Bagian Samping Mesjid Tuha
Bagian Dalam Mesjid Tuha
Bagian Kayu Atap Mesjid Tuha Berukiran
Bagian Kiblan Mesjid Tuha Bertulisan Arab
Masjid Tuha Dayah Bubue, terletak di Dayah Bubue Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie. Masjid ini berusia lebih kurang ratusan tahun lebih, didirikan oleh seorang ulama yang menganut tarekat Rifa’iyah. Hal ini diketahui berdasarkan dari hasil pengamatan yang ditemukan pada sisi bangunan masjid tersebut. Di bagian “bara” terdapat tulisan tauhid dan tertulis satu kalimat yang berisi Ahmad Rifa’i.
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang mengandung nilai sejarah tinggi yang ada di Kabupaten Pidie. Sekarang, keberadaannya sudah terabaikan. Kondisinya sangat memprihatinkan dan sudah tidak terawat sepenuhnya, hanya atapnya yang telah di ganti dengan seng. Di sisi lain masjid dengan bahan dasar kayu tersebut sudah mulai lapuk, itu terlihat dari dinding-dindingnya serta penompang atapnya.
Di depan masjid terdapat sebuah sumur dan kolam. Pada sisi sumur terdapat sebuah penjelasan yang menerangkan tahun pembuatannya yaitu “17 hari Bulan Safar tahun 1343 H dibuat oleh Tgk Hasan”. Kolam berukuran 2x4 m itu digunakan sebagai kulah tempat mengambil wudhu’. Masjid tua ini menjadi bukti bahwa Islam telah tumbuh dan berkembang dengan pesat di kawasan itu pada masa lampau.
Menurut Pengakuan Seorang Nenek Masa dulu(75), mengatakan bahwa beliau pernah mendengar bahwa masjid tersebut dulunya terletak di Keumangan, tetapi di pindahkan ke Dayah Bubue oleh seorang ulama beserta murid-muridnya. Tidak diketahui oleh Nek Minah nama dari ulama tersebut.
Sedikit penjelasan tentang Tarekat Rifa’iyah. Tarekat Rifa’iyah khususnya pertama kali muncul dan berkembang di Irak bagian selatan. Pendirinya bernama Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifa’I atau yang lebih di kenal dengan sebutan Ahmad Rifa’I. Beliau lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah, Irak bagian selatan tepatnya pada tahun 500 H (1106 M). Ada juga sumber menyatakan beliau lahir pada tahun 512 H (1118 M).
Tarekat Rifa’iyah juga tersebar di beberapa Negara seperti Turki, Eropa Timur, Kaukasus, Amerika Utara dan Indonesia. Di Indonesia sendiri tarekat ini berkembang sekitar abad ke-6 dan 7 H, salah satunya di Aceh dengan sebutan Rafa’I yang memiliki makna tabuhan rebana yang berasal dari perkataan pendiri dan penyiar tarekat ini. Itulah sedikit ulasan singkat tentang Masjid Tuha Dayah Bubue dan Tarekat Rifa’iyah. Kepada pemerintah setempat kami berharap agar situs sejarah yang sangat bernilai seperti ini di jaga dan di rawat dengan baik. Jangan sampai hilang bukti sejarah sehingga generasi kedepan buta akan sejarah bangsanya sendiri.(zk)